bekajar besama

bekajar besama

Senin, 18 Oktober 2010

MAKALAH
Penjelasan Pengakuan Iman Rosuli
dalam Katekismus Heidelberg

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kristologi
Dosen Pengampu: Drs. H.M. Darojat Ariyanto, M.Ag










Nama : Erviana Nur Izzati
NIM : H 000 080 001


JURUSAN USHULUDDIN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010



A. Pengertian Katekismus
Katekismus adalah ringkasan atau uraian dari doktrin, yang biasanya digunakan dalam pengajaran agama Kristen sejak masa Perjanjian Baru hingga sekarang. Katekismus adalah manual doktrin dalam bentuk tanya-jawab untuk dihafalkan. Atau dapat diartikan pula sebagai kitab pelajaran agama Kristen dalam bentuk daftar tanya jawab. Format ini melibatkan dua pihak, yaitu guru dan siswa, atau orang tua dan anak.
Katekisasi adalah bentuk dasar pelajaran agama, biasanya disampaikan secara lisan dan di bawah bimbingan seorang orang tua, pendeta atau pastor, guru agama, atau orang-orang lain yang memegang jabatan tertentu di gereja (termasuk diakon, biarawan atau biarawati yang mengajukan serangkaian pertanyaan dan memberikan petunjuk kepada para siswanya untuk memahami jawaban-jawaban yang diberikan.
Kateketik adalah praktik pengajaran ini, atau pembelajarannya, termasuk latihan dalam memberikan pengajaran ini. Katekumen adalah orang yang terlibat dalam pengajaran keagamaan ini.
Contohnya adalah Katekismus Baltimore Katolik Roma yang terkenal dari abad ke-19:
1. T. Siapakah pencipta bumi ini?
J. Pencipta bumi ini adalah Allah.

2. T. Siapakah Allah?
J. Allah adalah Pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang ada lainnya.

3. T. Apakah manusia itu?
J. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari
Tubuh dan jiwa, dan diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah.

B. Katekismus Heidelberg
Katekiskmus ini disusun oleh suatu panitia yang dibentuk oleh Friedrich III dari Kurpfalz. Kurpfalz adalah sebuah daerah otonom di kekaisaran Jerman yang beribukota di Heidelberg.
Sebelum pekerjaan menyusun katekismus ini dimulai, dua orang teolog muda yang kemudian menjadi anggota panitia penyusunannya, yaitu Zacharius Ursinus dan Caspar Olevianus, telah menyusun rancangan katekismus ini. Rancangan ini diterima oleh Sinode Gereja di Kurpfalz pada 1563.
Terbitan rancangan yang pertama ini segera disusul dengan edisi kedua dan ketiga pada tahun yang sama. Edisi yang ketiga memuat kalimat dengan kata-kata yang tajam yang intinya menolak ajaran transubstansiasi yang diterima sebagai ajaran resmi Gereja Katolik Roma pada 1215 dan yang kemudian diperkuat lagi oleh Konsili Trente pada 1562, ditambah dengan ucapan kutuk atas semua orang yang menganut pandangan Protestan. Sikap inilah yang ditanggapi dengan kutukan balik seperti yang tercantum dalam Katekismus Heidelberg.
Pada saat Katekismus Heidelberg diterbitkan, di daerah Kurpfalz tinggal sejumlah pengungsi dari Belanda yang lari dari negaranya karena penindasan agamaoleh agama katolik yang mereka alami. Di Kurpfalz mereka diterima oleh raja. Seorang pendeta Belanda yang ikut mengungsi di situ segera menerjemahkan Katekismus ini ke dalam bahasa Belanda, dan dalam beberapa tahun kemudian Gereja-gereja Protestan di Belanda menjadikan Katekismus ini sebagai bahan resmi pengajaran katekisasi mereka. Semua pendeta Protestan di Belanda juga diwajibkan menandatangani pernyataan persetujuan mereka atas dokumen ini.
Isi Katekismus ini tidak hanya dijadikan bahan pelajaran katekisasi, tetapi juga sebagai bahan khotbah dalam kebaktian-kebaktian di hari Minggu sore.
Selanjutnya, dengan datangnya orang Belanda ke Indonesia, Katekismus Heidelberg pun mulai dikenal orang-orang Kristen di Indonesia. Pada 1623 katekismus ini diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Pdt. Seb. Danckaerts.
Hingga kini Katekismus Heidelberg masih banyak digunakan di kalangan Gereja-gereja yang berasal dari zending Gereja-gereja Gereformeerd di Belanda, yaitu gereja-gereja di Jawa Tengah, Sumba, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Sebagian Gereja lagi menganggap isi Katekismus ini sudah tidak lagi mencerminkan hubungan antara Gereja Protestan (khususnya Calvinis) dengan Gereja Katolik Roma baik di Indonesia maupun di tingkat dunia, sehingga katekisasi ini hanya dijadikan dokumen sejarah belaka.

C. Penjelasan Pengkuan Iman Rasuli dalam Katekismus Heidelberg
Di dalam Katekismus Heidelberg ada penjelasan lebih terperinci mengenai isi dari Pengakuan Iman Rasuli atau Symbolum Apostolikum. Di sini tidak semua isi dari Katekismus ditulis, hanya beberapa saja yang berkaitan dengan Pengakuan iman Rasuli ditulis, yaitu:

a. “Aku percaya kepada Allah Bapa yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi.”
Maksudnya:
“Bahwa Bapa yang kekal dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang sudah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, dengan tidak memerlukan bahan suatu apapun 1), yang memelihara dan memerintah atas nya menurut keputusan musyawarat-Nya yang kekal dan pemeliharaan-Nya 2), karena Anak-Nya, yaitu Kristus, menjadi Allah dan Bapa saya 3), dan saya percaya kepada-Nya, sehingga saya tidak bimbang lagi, bahwa Ia akan memelihara saya dalam keperluan bagi badan dan jiwa saya 4), dan segala bencana yang ditimpakan-Nya atas saya di dunia yang penuh sengsara ini, akan diubah-Nya menjadi kebaikan untuk saya 5), karena Ia sanggup berbuat demikian sebagai Allah yang Mahakuasa 6), dan ia berkehendak pula melakukan itu sebagai Bapa yang setiawan 7).

Dalil:
1) Kej 1: 1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2) Mzm 145: 15,16. Maka sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3) 2 Kor 6: 18. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku perempuan, demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.
4) Mzm 55: 23. Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.
5) Rm 8: 28. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya.
6) Mat 7: 11. Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga? Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

b. “Kristus.”
Maksudnya:
“Sebab ia sudah ditetapkan oleh Allah Bapa dan diurapi dengan Roh Kudus 1) menjadi Nabi dan Guru kita yang termulia 2), yang dengan sempurna menyatakan kepada kita segala keputusan musyawarat dan kehendak Allah yang tersembunyia, untuk keselamatan kita 3), dan juga sebagai Imam Besar kita satu-satunya 4), yang sudah menebus kita dengan kurban satu-satunya, yaitu badan-Nya sendiri 5), dan yang senantiasa menjadi Pengantara kita di hadapan Allah dengan syafaat-Nya 6), dan menjadi Raja kita yang kekal, yang memerintah kita dengan Firman dan Roh-Nya serta melindungi dan memelihara kita dalam keselamatan yang diperoleh-Nya 7).

Dalil:
1) Luk 4: 18. Roh Kudus ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin.
2) Ul 18: 15. Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu: dialah yang harus kamu dengarkan.
3) Yoh 1: 18. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dial ah yang menyatakan-Nya.
4) Mzm 110: 4. Tuhan telah bersumpah, dan Ia tidaknyesal: “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.”
5) Ibr 10: 14. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
6) Rm 8: 34. Kristus Yesus yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
7) Yoh 10: 28. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

c. “Anak Allah yang tunggal.”
Maksudnya:
“Sebab hanya Kristus sajalah yang sungguh-sungguh Anak Allah dan yang kekal 1), tetapi kita dianugerahi menjadi anak angkat Allah karena Dia 2).

Dalil:
1) Yoh 1: 14. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
2) Yoh 1: 12. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.

d. “Tuhan kita.”
Sebab ia sudah menebus badan dan jiwa kita dari segala dosa, bukan dengan emas atau perak, melainkan dengan darah-Nya yang tak ternilai harganya itu, dan melepaskan kita dari segala kuasa iblis, dan dengan demikian Maksudnya:
kita dijadikan hak milik-Nya 1).

Dalil:
1) 1 Ptr 1: 18-19. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak ternoda dan tak tercacat.

e. “Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.”
Maksudnya:
“Bahwa Anak Allah yang kekal itu, yang tetap 1) tinggal Allah sejati dan kekal 2), sudah memakai tabiat manusia sejati dari pada daging dan darah Maria 3) oleh karena pekerjaan Roh Kudus 4), supaya Ia juga menjadi keturunan Daud sejati 5), dalam segala hal serupa dengan saudara-saudara-Nya 6), terkecuali dari dosa 7).

Dalil:
1) Kor 1: 15. ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.
2) 1 Yoh 5: 20b. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.
3) Gal 4: 4. tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hokum Taurat.
4) Luk 1: 25. Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Alah Yang Mahatinggi akan menaunghi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”
5) Rm 1: 2. Tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud.
6) Ibr 2: 17. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
7) Ibr. 4: 15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besaryang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

f. “Menderita.”
Maksudnya:
“Bahwa badan dan jiwa-Nya, selama Ia ada di dunia, tetapi terutama pada akhir hidup-Nya, sudah menanggung murka Allah atas dosa-dosa sekalian umat manusia 1), supaya dengan sengsara-Nya, sebagai kurban perdamaian yang satu-satunya 2), Ia melepaskan badan dan jiwa kita dari hukuman laknat yang kekal 3), dan dengan demikian memperoleh bagi kita anugerah Allah, keadilan dan hidup yang kekal 4).

Dalil:
1) Yoh 53: 4. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
2) 1 Kor 5: 7. Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
3) Gal 3: 13. Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib !”
4) 2 Kor 5: 21. Dia yang tidak mengenal dosa teah dibuatnya menjadi dosa karena kita, supayadalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

g. “menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus.”
Maksudnya:
“Supaya ia, walaupun tidak ada salah-Nya. Dihukum di hadapan pengadilan dunia 1), dan dengan demikian melepaskan kita dari hukuman Allah yang keras,yang akan berlaku atas kita 2).”

h. “Dikuburkan.”
Maksudnya:
“Supaya dengan itu dinyatakan,bahwa Ia sudah mati dengan sesungguhnya 1).”

i. “Turun ke dalam kerajaan maut.”
Makudnya:
“Supaya dalam godaan-godaan yang paling sengit, saya mendapat keyakinan dan hiburan yang sungguh-sungguh, bahwa Tuhan kita Yesus Kristus telah melepaskan saya dari pada ketakutan dan kesakitan neraka 1), oleh karena ketakutan yang tidak tepermaknai, nestapa, kegentaran dan siksa neraka yang diderita-Nya pada seluruh masa sengsara-Nya, tetapi teristimewa di kayu salib 2).”

j. “Naik ke sorga.”
Makudnya:
“Bahwa di hadapan murid-murid-Nya Kristus terangkat dari bumi ke sorga 1), dan bahwa Ia berada di sana guna kebaikan kita 2), sampai Ia kembali lagi akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati 3).”

k. “Gereja yang kudus dan am.”
Maksusnya:
“Bahwa dari segenap umat manusia 1), dengan Roh dan Firman-Nya 2), dalam kesatuan iman yang benar 3), sejak awal dunia sampai akhir zaman 4), Anak Allah 5), mengumpulkan, melindungi dan memelihara bagi-Nya 6), satu jemaat yang terpilih untuk beroleh hidup yang kekal 7); dan bahwa saya adalah anggota yang hidup dari pada jemaat itu 8) dan akan tetap jadi anggotanya untuk selama-lamanya 9).”

l. “Dengan persekutuan orang kudus.”
Maksudnya:
“Pertama, bahwa segala orang beriman, baik seanteronya maupun secara oknum, sebagai anggota tergolong dalam persekutuan Kristus dan mendapat bagian dari kekayaan dan karunia-Nya 1). Kedua, bahwa tiap-tiap orang harus merasa dirinya wajib mempergunakan segala karunia yang didapatnya guna kebaikan dan kebahagiaan anggota yang lain-lain, dengan sukarela dan sukacita 2).”



m. “Pengampunan dosa.”
Maksudnya:
“Bahwa Allah, karena penggantian dan pelunasan oleh Kristus, sama sekali tiap lagi hendak mengingat akan dosa-dosa serta watak saya yang berdosa, yang selama hidup saya harus saya lawan 1), tetapi dengan anugerah hendak memberikan keadilan Kristus kepada saya 2), supaya saya sama sekali tidak lagi kena hokum Allah 3).”

n. “Kebangkitan daging.”
Maksudnya:
Bahwa sesudah hidup ini bukan hanya jiwa saya yang segera akan diangkat kepada Kristus, yang menjadi Kepalanya itu 1), melainkan juga daging saya ini akan dibangkitkan lagi dengan jiwa saya, akan jadi serupa dengan tubuh Kristus yang mula itu 2).

o. “Hidup yang kekal.”
Maksudnya:
Bahwa, karena sekarang ini juga saya sudah mulai merasakan sedikit dari pada kesukaan yang kekal itu 1), maka sesudah hidup ini saya akan beroleh selamat yang sempurna, yang belum pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, dan belum pernah timbul dalam hati manusia, dan kesemuanya itu, supaya saya memuji Allah untuk selama-lamanya 2) (BPK, 1982: 19-38).

Tidak ada komentar: