bekajar besama

bekajar besama

Minggu, 17 April 2011

PENYAKIT HATI

(Sebuah Kajian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an term Penyakit Hati

di pandang dari berbagai Sudut Pandang Ilmu)



Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah Nusus Qur’aniyah

Dosen Pengampu: Dr. Syamsul Hidayat, M. Ag.













Presented By:


Ali Ardianto

H. 000 080 006



JURUSAN USHULUDDIN

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2011

  1. Penyakit Hati Mengindikasikan Adanya Gangguan Kejiwaan

Kita mengenal tiga macam penyakit; penyakit hati, penyakit jiwa, dan penyakit fisik. Membedakan penyakit fisik dengan penyakit jiwa lebih mudah ketimbang membedakan penyakit jiwa dengan penyakit hati. Walaupun demikian, ketiganya memiliki persamaan. Apa pun yang dikenai oleh ketiga penyakit itu, ia tidak akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Tubuh kita disebut berpenyakit apabila ada bagian tubuh kita yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar. Telinga Anda disebut sakit apabila ia tidak dapat mendengar lagi.

Di antara fungsi hati, menurut Al-Ghazali, adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Allah telah menciptakan hati sebagai tempat Dia bersemayam. Tuhan berkata dalam sebuah hadis Qudsi: Langit dan bumi tidak dapat meliputi-Ku. Hanya hati manusia yang dapat meliputi - Ku. Dalam hadis Qudsi lain, Tuhan berkata: "Hai anak Adam, Aku telah menciptakan taman bagimu, dan sebelum kamu bisa masuk ke taman ciptaan-Ku, Aku usir setan dari dalamnya. Dan dalam dirimu ada hati, yang seharusnya menjadi taman yang engkau sediakan bagi-Ku."

Hadis ini menunjukkan bahwa fungsi hati adalah untuk mengenal Tuhan, mencintai Tuhan, menemui Tuhan, dan pada tingkat tertentu, melihat Tuhan atau berjumpa dengan-Nya. Hati yang berpenyakit ditandai dengan tertutupnya mata batin kita dari penglihatan-penglihatan ruhaniah. Ada hubungan antara penyakit jiwa dengan penyakit fisik. Sebagai contoh, penyakit jiwa yang paling populer pada masyarakat modern adalah stres. Stres pada penyakit jiwa adalah seperti sakit flu pada penyakit fisik.

Dari beberapa penelitian ilmiah, diketahui bahwa orang-orang yang stres mengalami gangguan pada sistem immune atau sistem kekebalan dalam tubuhnya. Orang yang banyak mengalami stres cenderung gampang sekali terkena penyakit. Ini menunjukkan bahwa penyakit jiwa amat berpengaruh dalam menimbulkan gangguan fisik. Demikian pula sebaliknya, penyakit fisik dapat menimbulkan gangguan jiwa. Orang yang sakit terus menerus, sudah berobat ke mana-mana, tetapi belum sembuh, juga bisa mengalami penyakit jiwa. Orang tersebut boleh jadi cepat tersinggung, mudah marah, dan sebagainya.

Salah satu di antara penyakit jiwa adalah perasaan cemas; takut akan sesuatu yang tidak jelas. Ada dua macam ketakutan; Pertama, takut kepada sesuatu yang terlihat, misalnya ketakutan pada harimau. Kedua, takut kepada sesuatu yang abstrak, umpamanya seorang istri yang takut suaminya akan berbuat macam-macam. Sang istri membayangkan sesuatu yang bersumber dari imajinasinya sendiri. Ini berarti istri tersebut mengalami gangguan psikologis. Ada juga orang yang merasa bahwa semua orang di sekitarnya tidak suka kepada dia dan mereka semua bermaksud mencelakakannya. Dia selalu dibayangi ketakutan seperti itu. Para psikolog menyebut ketakutan seperti ini sebagai anxiety.

Penyakit hati menimbukan gangguan psikologis dan gangguan psikologis berpengaruh pada kesehatan fisik. Contoh penyakit hati adalah dengki, iri hati, dan dendam kepada orang lain. Dendam adalah rasa marah yang kita simpan jauh di dalam hati kita sehingga menggerogoti hati kita. Akibat dari menyimpan dendam, kita menjadi stres berkepanjangan. Adapun akibat dari iri hati ialah kehilangan perasaan tentram. Orang yang iri hati tidak bisa menikmati kehidupan yang normal karena hatinya tidak pernah bisa tenang sebelum melihat orang lain mengalami kesulitan. Dia melakukan berbagai hal untuk memuaskan rasa iri hatinya. Bila ia gagal, ia akan jatuh kepada frustrasi.

Imam Ali berkata, "Tidak ada orang zalim yang menzalimi orang lain sambil sekaligus menzalimi dirinya sendiri, selain orang yang dengki."

Selain menyakiti orang lain, orang yang dengki juga akan menyakiti dirinya sendiri. Ada penyakit hati yang langsung berpengaruh kepada gangguan fisik. Bakhil, misalnya. Bakhil adalah penyakit hati yang bersumber dari keinginan yang egois. Keinginan untuk menyenangkan diri secara berlebihan akan melahirkan kebakhilan. Penyakit bakhil berpengaruh langsung pada gangguan fisik.

Keberadaan jiwa seseorang akan dapat diketahui melalui sikap, prilaku atau penampilannya, yang dengan fenomena itu seseorang dapat dinilai bahwa kejiwaannya atau rohaniahnya dalam keadaan baik, sehat dan benar atau tidak. Indikasi kejiwaan yang negative dapat dikatakan sebagai suatu penyakit hati, diantaranya:

Beberapa Ayat yang memaparkan adanya suatu penyakit di hati manusia.

  • Surat al-Baqarah (2: 7)


Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka[20], dan penglihatan mereka ditutup[21]. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.”

[20]. Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya.

[21]. Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Quran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.

  • Surat Al-Baqarah (2: 74)

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”

Adapaun dalam surat al-Baqarah yang menyebutkan kata kunci penyakit hati dapat di jumpai di ayat, 10, ayat 88, ayat 93, 109, dan 204.


  • Surat Al Anfal (8: 49)

(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".”


Serta masih banyak lagi ayat-ayat yang memaparkan tentang tema penyakit hati, seperti dalam surat At-Taubah ayat 125, Yunus 57, Al-Hajj 53, An Nur 50, Al Ahzab 60, Muhammad 20, 29. Pada bagian berikutnya penulis akan memaparkan macam-macam bentuk penyakit hati yang mengindikasikan gangguan kejiwaan. Berikut ini:


    1. Pemarah

tûüÏJÏà»x6ø9$#ur xáøtóø9$# tûüÏù$yèø9$#ur Ç`tã Ĩ$¨Y9$# 3 ª!$#ur =Ïtä šúüÏZÅ¡ósßJø9$#

“…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Ali Imran 3:134)


Sifat atau sikap mudah marah adalah suatu hal yang sangat membahayakan bagi perkembangan jiwa bahkan dapat memberikan celaka bagi orang lain dan lingkungannya. Oleh karena itu islam menbimbing umatnya untuk menjauhkan diri dari marah dan mendekatkan diri kepada Allah. Firman Allah dalam hadits Qudsi:

Barang siapa telah mengingat Aku ketika sedang marah, niscaya Aku ingat kepadanya ketika Aku sedang marah, dan Aku tidak menghilangkan rahmat-Ku sebagai orang-orang yang Aku hilangkan rahmatnya”. (HQR. Dailami dari Anas RA.).


    1. Dendam Kesumat

÷Pr& |=Å¡ym šúïÏ%©!$# Îû OÎgÎ/qè=è% íÚt¨B br& `©9 yl̍øƒä ª!$# öNåkstóôÊr&

Atau Apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan Menampakkan kedengkian mereka ?” (Muhammad, 47:29)

Dendam ialah sifat atau sikap suka membalas atas rasa sakit yang telah diderita sebelumnya kepada orang yang telah menyakiti atau kepada orang lain karena rasa ingin menumpahkan kemarahan dan kepuasan hawa nafsu yang ada di dalam dada. Sikap dendam adalah penyakit hati yang sangat mempengaruhi mental atau kejiwaan seseorang. Untuk menghilankan rasa ini sangat sulit, karena sangat berkaitan erat dengan sifat pemarah.


    1. Pendengki (Hasad)

¨Šur ׎ÏVŸ2 ïÆÏiB È@÷dr& É=»tGÅ3ø9$# öqs9 Nä3tRrŠãtƒ .`ÏiB Ï÷èt/ öNä3ÏyÎ) #·‘$¤ÿä. #Y|¡ym ô`ÏiB ÏYÏã OÎgÅ¡àÿRr& .`ÏiB Ï÷èt/ $tB tû¨üt6s? ãNßgs9 ,ysø9$# (

Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.”(Al-Baqorah, 2:109)

Dengki (hasad ) adalah sifat atau sikap tidak senang melihat orang lain mendapat kenikmatan, kebaikan dan kedamaian dengan berupaya melakukan kejahatan kepadanya agar kenikamatan, kebaikan dan kedamaian itu berpindah kepada dirinya. Dan ia mereasa senang bila orang yang dirampas kebahagiaanya itu menderita.


    1. Takabbur (sombong, angkuh)

Ÿwur öÏiè|Áè? š£s{ Ĩ$¨Z=Ï9 Ÿwur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøƒèC 9qãsù

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (Lukman, 31:18)

Takabbut ialah sikap menyombongkan diri karena merasa dirinya mempunyai banyak kelebihan dan menganggap orang lain mempunyai banyak kekurangan. Akibat sifat sombong ini diantaranya adalah:

  1. Allah akan menyiksa orang-orang yang mempunyai sikap takabbur dengan siksaan yang pedih, dan mereka tak memperoleh perlindungan dan penolong dari azab Allah (An-Nisaa’, 4:173)

  2. Orang-orang sombong adalah para penghuni api neraka kerena selalu mendustakan ayat-ayat Allah. (Al-a’raafm 7:36, An-Nahl, 16: 29)

  3. Tertutupnya pintu-pintu langit (rahmat) dan tidak akan masuk surga (Al-a’raaf, 7:40).

  4. Orang-orang sombong adalah kaum yang berlumuran dengan dosa (Al-a’raaf, 7:133). Dsb.


    1. Suka Pamer (Riya)

tûïÏ%©!$#ur šcqà)ÏÿYムöNßgsuqøBr& uä!$sÍ Ĩ$¨Y9$# Ÿwur šcqãYÏB÷sム«!$$Î/ Ÿwur ÏQöquø9$$Î/ ̍ÅzFy$# 3 `tBur Ç`ä3tƒ ßsÜø¤±9$# ¼çms9 $Y̍s% uä!$|¡sù $Y̍s% ÇÌÑÈ

Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, Maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya”. (An-Nisa, 4:38)

Riya ialah sikap suka menonjolkan diri, melakukan sesuatu karena ingin dilihat dan dipuji orang. Mereka memamerkan dirinya sebgai orang yang taat dan taat kepada Allah dengan melakukan serangakaian ibadah. Tetapi kerena mengaharapkan pujian dan sanjungan orang lain, bukan kerena ketulusan dan keihlasannya.


    1. Membanggakan Diri Sendiri (‘Ujub)

z`ÏBur Ĩ$¨Y9$# `tB y7ç6Éf÷èム¼ã&è!öqs% Îû Ío4quŠysø9$# $u÷R9$# ßÎgô±ãƒur ©!$# 4n?tã $tB Îû ¾ÏmÎ6ù=s% uqèdur $s!r& ÏQ$|ÁÏø9$#

Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras”. (Al-Baqarah, 2:204)


Ÿxsù (#þq.tè? öNä3|¡àÿRr& ( uqèd ÞOn=÷ær& Ç`yJÎ/ #s+¨?$# ÇÌËÈ

Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (An-Najam, 53:32)


Ujub adalah bermengah diri atau bebangga pada diri dan suatu sifat merasa paling hebat, paling pandai, paling gagah, paling mulia, paling suci dan sebagainya. Orang yang menderita penyakit ‘ujub merasa dirinya bersar dan hebat, tidak senang dan tidak tahan mendapat kritik atau saran orang lain.

Klasifikasi ‘ujub dibagi menjadi tujuh macam yaitu:

        1. Ujub kepada keindahan tubuhnya, kesehatannya, kekuatannya, kecantikannya dan kegantengannya.

        2. Dengan akal dan kecerdiakannya serta kepandaiannya dalam berbagai masalah baik agama maupun masalah dunia

        3. Dengan keturunan yang mulia

        4. Dengan silsilah raja yang zhalim, bukan kerena atas dasar ilmu dan ketakwaanya.

        5. Karena banyak memiliki anak, pembantu, pengikut dan sebagainya.

        6. Karena harta benda yang berlimpah

        7. Ujub dengan pendapat yang keliru.





    1. Berburuk Sangka (Su’uzhzhan)

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZŽÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# žcÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( Ÿwur (#qÝ¡¡¡pgrB Ÿwur =tGøótƒ Nä3àÒ÷è­/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& Ÿ@à2ù'tƒ zNóss9 ÏÅzr& $\GøŠtB çnqßJçF÷d̍s3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×Ïm§ ÇÊËÈ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” {Al-Hujarat, 49:12)


    1. Was-Was

}¨uqóuqsù $yJçlm; ßsÜø¤±9$# yÏö7ãŠÏ9 $yJçlm; $tB yͼãr $yJåk÷]tã `ÏB $yJÎgÏ?ºuäöqy tA$s%ur $tB $yJä38uhtR $yJä3š/u ô`tã ÍnÉ»yd Íotyf¤±9$# HwÎ) br& $tRqä3s? Èû÷üs3n=tB ÷rr& $tRqä3s? z`ÏB tûïÏ$Î#»sƒø:$# ÇËÉÈ

Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk Menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka Yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".( Al-A’raaf, 7:20)


    1. Pendusta (Kadzib)

tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. (#qç/¤x.ur !$oYÏF»tƒ$t«Î/ y7Í´¯»s9'ré& Ü=»ptõ¾r& Í‘$¨Z9$# ( öNèd $pÏù tbrà$Î#»yz

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.(Al-Baqarah, 2:39)

Ÿwr&¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïôgtƒ ô`tB uqèd Ò>É»x. Ö‘$¤ÿŸ2 ÇÌÈ

“…Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (Az-Zumar, 39:3)


    1. Rakus dan Serakah

¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïöku ô`tB uqèd Ô$ÎŽô£ãB Ò>#¤x. ÇËÑÈ

“…Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (40:28)

(#qè=à2ur (#qç/uŽõ°$#ur Ÿwur (#þqèùÎŽô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä tûüÏùÎŽô£ßJø9$# ÇÌÊÈ

“…Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.(Al-A’raaf,7:31)


    1. Beputus Asa

šúïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. ÏM»tƒ$t«Î/ «!$# ÿ¾Ïmͬ!$s)Ï9ur y7Í´¯»s9'ré& (#qݡͳtƒ `ÏB ÓÉLyJôm§ y7Í´¯»s9'ré&ur öNçlm; ë>#xtã ÒÏ9r& ÇËÌÈ

Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan Pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih”. (Al-Ankabut,29:23)


Ÿwur (#qÝ¡t«÷ƒ($s? `ÏB Çy÷r§ «!$# ( ¼çm¯RÎ) Ÿw ߧt«÷ƒ($tƒ `ÏB Çy÷r§ «!$# žwÎ) ãPöqs)ø9$# tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÐÈ

Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.(Yusuf, 12:87)


    1. Pelupa (lalai)

tbqà)Ïÿ»uZßJø9$# àM»s)Ïÿ»oYßJø9$#ur OßgàÒ÷èt/ .`ÏiB <Ù÷èt/ 4 šcrããBù'tƒ ̍x6ZßJø9$$Î/ šcöqpk÷]tƒur Ç`tã Å$rã÷èyJø9$# šcqàÒÎ6ø)tƒur öNåkuÏ÷ƒr& 4 (#qÝ¡nS ©!$# öNåkuŽÅ¡t^sù 3 žcÎ) tûüÉ)Ïÿ»oYßJø9$# ãNèd šcqà)Å¡»xÿø9$# ÇÏÐÈ

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.(At-taubah,9:67)


    1. Pemalas

¨bÎ) tûüÉ)Ïÿ»uZßJø9$# tbqããÏ»sƒä ©!$# uqèdur öNßgããÏ»yz #sŒÎ)ur (#þqãB$s% n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qãB$s% 4n<$|¡ä. tbrâä!#tãƒ }¨$¨Z9$# Ÿwur šcrãä.õtƒ ©!$# žwÎ) WÎ=s% ÇÊÍËÈ

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit”.(An-Nisaa,4:142)


    1. Kikir (bakhil)

tûïÏ%©!$# tbqè=yö7tƒ tbrâßDù'tƒur šZ$¨Y9$# È@÷ç7ø9$$Î/ šcqßJçFò6tƒur !$tB ãNßg9s?#uä ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù 3 $tRôtFôãr&ur tûï̍Ïÿ»x6ù=Ï9 $\/#xtã $YY‹ÎgB ÇÌÐÈ

(Yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan”. (An-Nisaa,4:37)


    1. Hilangnnya Perasaan Malu

óOs9r& Ls>÷ètƒ ¨br'Î/ ©!$# 3ttƒ ÇÊÍÈ

Tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?” (Al’Alaq,96:14)


  1. Ciri dan Tanda-Tanda Penyakit Hati

    1. Kehilangan cinta yang tulus. Orang yang mengidap penyakit hati tidak akan bisa mencintai orang lain dengan benar. Dia tidak mampu mencintai keluarganya dengan ikhlas. Orang seperti itu agak sulit untuk mencintai Nabi, apalagi mencintai Tuhan yang lebih abstrak. Karena ia tidak bisa mencintai dengan tulus, dia juga tidak akan mendapat kecintaan yang tulus dari orang lain. Sekiranya ada yang mencintainya dengan tulus, ia akan curiga akan kecintaan itu.

    2. Kehilangan ketentraman dan ketenangan batin. Ketiga, memiliki hati dan mata yang keras. Pengidap penyakit hati mempunyai mata yang sukar terharu dan hati yang sulit tersentuh. Keempat, kehilangan kekhusyukan dalam ibadat. Kelima, malas beribadat atau beramal. Keenam, senang melakukan dosa. Orang yang berpenyakit hati merasakan kebahagiaan dalam melakukan dosa. Tidak ada perasaan bersalah yang mengganggu dirinya sama sekali. Sebuah doa dari Nabi saw berbunyi: "Ya Allah, jadikanlah aku orang yang apabila berbuat baik aku berbahagia dan apabila aku berbuat dosa, aku cepat-cepat beristighfar."

    3. Memiliki nafsu yang tidak pernah kenyang. Ia memendam ambisi yang tak pernah habis, keinginan yang terus menerus, serta keserakahan yang takkan terpuaskan.

    4. Doanya tidak diangkat dan didengar Tuhan.

    5. Mempunyai hati yang tidak bisa khusyuk. Dalam menjalankan ibadah, ia tidak bisa mengkhusyukkan hatinya sehingga tidak bisa menikmati ibadahnya. Ibadah menjadi sebuah kegiatan rutin yang tidak mempengaruhi perilakunya sama sekali. Tanda lahiriah dari orang yang hatinya tidak khusyuk adalah matanya sulit menangis. Nabi saw menyebutnya sebagai jumûd al-`ain (mata yang beku dan tidak bisa mencair). Di dalam Al-Quran, Allah menyebut manusia-manusia yang salih sebagai mereka yang ...seringkali terhempas dalam sujud dan menangis terisak-isak.

    6. Memiliki ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmunya tidak berguna baginya dan tidak menjadikannya lebih dekat kepada Allah swt. Al-Quran menyebutkan orang yang betul- betul takut kepada Allah itu sebagai orang-orang memiliki ilmu: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang yang berilmu. Jika ada orang yang berilmu tapi tidak takut kepada Allah, berarti dia memiliki ilmu yang tidak bermanfaat.


Daftar Pustaka



Depag, Al-Quran dan Tarjamahnya, 1996, CV. Toha Putra: Semarang


Bakran, Hamdani, 2001, Konseling & Psikoterapi Islam: Penerapan Metode Sufistik, Fajar Pustaka Baru: Yogyakarta.

http://cintaukhti.blogspot.com/2011/02/penyakit-hati-dan-obatnya.html#ixzz1IEoiWntI


Ghazalli, Ihya Umuluddin, jilid 5.





Tidak ada komentar: